Minggu, 07 Agustus 2011

Susu Kambing Mudah Dicerna


Saya sering menyarankan orangtua untuk memberikan susu kambing pada bayinya, terutama bagi mereka yang memiliki masalah pencernaan atau tidak bisa menoleransi susu sapi. Hal ini karena susu kambing lebih mudah dicerna,” ujar Dr. William Sears. Beberapa orangtua sering melaporkan reaksi alergi dari bayinya akan hilang atau membaik setelah diberikan susu kambing.

Berikut ini beberapa alasan yang membuat susu kambing lebih mudah dicerna oleh bayi yaitu:

Lemaknya lebih mudah dicerna.

Tetesan lemak dalam susu kambing lebih mudah dicerna karena mengandung jumlah asam lemak rantai pendek dan menengah yang lebih tinggi. Kondisi ini memungkinkan bagi enzim usus untuk lebih mudah mencernanya.

Mengandung protein alergi yang sedikit.

Gumpalan protein dari susu kambing yang dibentuk oleh asam lambung pada protein (dadih) akan lebih mudah dicerna oleh bayi. Kondisi ini bisa memberikan manfaat lebih terutama bagi bayi yang sering muntah atau memiliki kondisi gastroesophageal refluks (GER) atau masalah pencernaan.
Mengandung laktosa yang lebih sedikit.
Susu kambing diketahui mengandung jumlah laktosa yang lebih sedikit yaitu sebesar 4,1 persen dibandingkan dengan susu sapi sebesar 4,7 persen. Ada kemungkinan hal inilah yang membuat bayi lebih sedikit mengalami intoleransi dengan laktosa akibat susu kambing.
Susu kambing diketahui mengandung kalsium, vitamin B6, vitamin A, potasium, niasin dan antioksidan selenium yang sedikit lebih tinggi dibanding dengan susu sapi. Tapi kandungan asam folat dalam susu kambing ini lebih sedikit. Jika bayi mengalami alergi terhadap susu sapi, terkadang bayi lebih cocok menggunakan susu kambing tapi itu pun harus melalui konsultasi terlebih dahulu dengan dokter anak atau ahli gizi anak.

Nutrisi Susu Kambing


Para peneliti dari Departemen Fisiologi University of Granada dan Institut Gizi dan Teknologi Pangan berkoordinasi dengan Prof Margarita Sanchez Campos telah membuktikan bahwa susu kambing memiliki karakteristik gizi bermanfaat bagi kesehatan.
Penderita anemia yang mengonsumsi susu kambing secara rutin akan mengalami pemulihan. Susu kambing meningkatkan penggunaan gizi zat besi dan meningkatkan regenerasi hemoglobin. Ditemukan pula susu kambing memiliki banyak nutrisi yang berperan sebagai kasein yang membuatnya mirip dengan susu manusia. Susu kambing juga mengandung sedikit alpha kasein 1 yakni senyawa yang bertanggung jawab atas alergi sebagian besar sapi susu. Oleh karena itu, susu kambing termasuk HA atau hypoallergenic.
“Karena itulah, di beberapa negara, formula ini digunakan sebagai dasar untuk pengembangan susu formula bayi,” kata para peneliti seperti dikutip dari Sciencedaily (19/5). Selain itu, manfaat lain susu kambing mengandung sejumlah besar oligosakarida dengan komposisi yang sama dengan susu manusia. Senyawa ini mencapai usus besar dan bertindak sebagai prebiotik dengan membantu mengembangkan flora probiotik yang bersaing dengan flora bakteri pathogen agar menghilang.
Susu kambing mengandung laktosa yang lebih rendah 1 persen daripada susu sapi. Para peneliti menambahkan bahwa susu kambing kaya akan kalsium dan fosfor. Susu ini juga memiliki lebih banyak kandungan seng dan selenium yang berkontribusi penting terhadap pertahanan antioksidan dan untuk pencegahan penyakit neurodegeneratif.
Oleh karena itu, para peneliti menganggap bahwa konsumsi rutin susu kambing harus dipromosikan kepada penduduk dunia.(MI/****)

Jenis-Jenis Susu Formula


1. Susu Formula dari Susu Sapi
Umumnya susu formula untuk bayi yang beredar di pasaran berasal dari susu sapi. Susu sapi adalah salah satu susu pilihan untuk bayi yang tidak memiliki riwayat alergi dalam keluarga. Alergi akibat susu sapi antara lain berupa diare. Untuk bayi yang telah berusia di atas 6 bulan susu formula yang disarankan adalah yang telah mendapatkan fortifikasi zat besi karena antara usia 4-6 bulan persediaan zat besi pada tubuh bayi mulai berkurang sehingga perlu mendapatkan tambahan asupan dari luar. Soal konstipasi/sembelit yang disinyalir akibat fortifikasi zat besi dapat dikonsultasikan pada dokter dan tidak semua bayi mengalami hal ini.

2. Susu Hipoalergenik
Bayi-bayi yang dalam keluarganya memiliki riwayat alergi umumnya akan mengalami alergi terhadap susu sapi. Karenanya, bayi dengan alergi susu sapi formula biasa sebaiknya diberi susu sapi dengan formula hipoalergenik (hidrolisat), yakni susu sapi yang kandungan proteinnya telah dihidrolisis sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah diolah oleh pencernaan bayi.
Pencegahan alergi susu sapi pada bayi dapat dilakukan dengan 3 cara, yakni:
- Pencegahan premier atau pencegahan yang dilakukan sebelum bayi terpapar pencetus alergi (dalam hal ini susu sapi). Langkah yang paling tepat adalah dengan memberikan ASI eksklusif. Jika ibu oleh karena sebab yang memaksa tak dapat memberikan ASI, berikan susu formulai jenis hipoalergenik.
- Pencegahan sekunder, yaitu bayi yang sudah terpapar protein susu sapi tapi belum mengalami alergi kembali diberi ASI atau ganti mengonsumsi susu hipoalergenik. Di usia batita, anak perlu diperkenalkan dengan susu sapi agar sistem metabolisme tubuhnya mengenal protein susu sapi dan secara perlahan toleran terhadap susu formula biasa.
- Pencegahan tersier, yaitu jika sudah terjadi alergi terhadap susu sapi sehingga bayi harus mengonsumsi susu formula dengan protein susu yang terhidrolisis sempurna sehingga mudah dicerna oleh pencernaan bayi.

3. SUSU SOYA
Susu yang berasal dari sari kedelai ini umumnya diperuntukkan bagi bayi yang memiliki alergi terhadap protein susu sapi tetapi tidak alergi terhadap protein soya. Fungsinya sama dengan susu sapi yang protein susunya telah terhidrolisis dengan sempurna. Jadi dapat digunakan sebagai pencegahan alergi tersier. Bayi yang alergi susu kedelai harus beralih ke susu formula dengan asam amino yang sudah terhidrolisis (hipoalergenik).

4. SUSU RENDAH LAKTOSA
Susu rendah laktosa adalah susu sapi yang bebas dari kandungan laktosa (low lactose atau free lactose). Sebagai penggantinya, susu formula jenis ini akan menambahkan kandungan gula jagung. Susu ini cocok untuk bayi yang tidak mampu mencerna laktosa (intoleransi laktosa) karena gula darahnya tidak memiliki enzim untuk mengolah laktosa. Intoleransi laktosa biasanya ditandai dengan buang air terus-menerus atau diare.

5. SUSU FORMULA LANJUTAN
Susu formula lanjutan biasanya mencantumkan keterangan "lanjutan" pada bagian muka kemasannya. Susu formula lanjutan ditujukan bagi bayi usia 6 bulan ke atas. Tak ada perbedaan yang terlalu mencolok dalam kandungan nutrisinya. Jumlah kalori yang dihasilkannya juga tidak berbeda jauh. Tak perlu buru-buru mengganti susu formulanya dengan yang lanjutan jika stok di rumah masih ada. Memang, kebutuhan kalori bayi meningkat seiring pertambahan usia. Namun di usia 6 bulan, bayi juga harus mengonsumsi makanan semipadat pertamanya selain susu untuk mencukupi kebutuhan kalorinya.

6. SUSU FORMULA KHUSUS
Susu formula khusus disediakan bagi bayi yang memiliki problem dengan saluran pencernaannya. Ada bayi yang memiliki gangguan penyerapan karbohidrat, lemak, protein atau zat gizi lainnya. Pemberian susu formula khusus ini biasanya atas pengawasan dan petunjuk dokter. Karena kekhususannya, harga susu ini pun sangat mahal. Juga tidak dijual di toko umum atau hanya tersedia di rumah sakit dan apotek


Pemilihan Susu Formula Yang Benar


ASI sampai saat ini masih merupakan susu yang terbaik bagi anak. Tetapi menjadi masalah bila anak tidak dapat mengkonsumsi ASI dengan cukup karena berbagai kondisi dan keadaan. Penggunaan PASI (Pengganti ASI) atau susu formula menjadi alternatif yang tidak dapat dihindarkan. Susu formula terbaik adalah susu yang sesuai dengan kondisi anak dan tidak menimbulkan gangguan. Bukan karena yang disukai, termahal, terkenal atau yang mengandung berbagai macam kandungan kecerdasan.

Orang tua sering dihadapkan pada masalah pemilihan jenis susu formula yang tepat dan baik untuk bayi. Masalah ini diperumit dengan semakin banyaknya susu formula yang beredar di pasaran. Informasi tentang pemahaman pemilihan jenis susu semakin banyak didapatkan, baik dari dokter, sales promotion di supermarket, iklan di media cetak dan elektronik, brosur atau dari pengalaman ibu lainnya.
Informasi yang beragam inilah yang kadang membingungkan orang tua, karena sering sangat berbeda dan berlawanan. Seorang ibu mendapat advis dari dokter bahwa anaknya harus memakai susu A. Saat mencari susu tersebut di supermarket mendapat informasi dari seorang SPG (Sales Promotion Girl) bahwa susu A mungkin tidak cocok karena tidak bisa menggemukkan jadi harus dengan susu B. Sesampai di rumah si ibu mencoba “curhat” pertelepon dengan temannya. Si teman mengatakan bahwa anaknya bisa gemuk dengan susu C karena lebih terkenal dan lebih mahal. Dengan perasaan bingung si Ibu mencoba konsultasi ke dokter lainnya ternyata advisnya berbeda lagi, anak harus minum susu D.
Contoh tersebut menunjukkan bahwa kesulitan pemilihan jenis susu banyak dialami oleh para orang tua terutama yang mempunyai anak alergi atau gangguan pencernaan. Pemilihan susu formula yang tidak tepat akan mengakibatkan gangguan beberapa fungsi dan organ tubuh seperti diare, sering batuk, sesak dan sebagainya. Gangguan sistem tubuh tersebut ternyata dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta mempengaruhi dan memperberat gangguan perilaku anak.
Pemilihan susu terbaik bagi anak harus dilakukan secara cermat dan teliti. Susu merupakan makanan bayi dan anak yang dikonsumsi setiap hari dalam jumlah banyak dan jangka panjang. Bila susu tersebut tidak cocok bisa menimbulkan gangguan tumbuh kembang yang terjadi terjadi terus menerus dalam jangka panjang.

PEMILIHAN SUSU FORMULA TERBAIK
Susu formula bayi adalah cairan atau bubuk dengan formula tertentu yang diberikan pada bayi dan anak-anak. Mereka berfungsi sebagai pengganti ASI. Susu formula memiliki peranan yang penting dalam makanan bayi karena seringkali bertindak sebagai satu-satunya sumber gizi bagi bayi. Karenanya, komposisi susu formula yang diperdagangkan dikontrol dengan hati-hati dan FDA (Food and Drugs Association/Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika) mensyaratkan produk ini harus memenuhi standar ketat tertentu.
Secara umum prinsip pemilihan susu yang tepat dan baik untuk anak adalah susu yang sesuai dan bisa diterima sistem tubuh anak. Susu terbaik harus tidak menimbulkan gangguan saluran cerna seperti diare, muntah atau kesulitan buang air besar. Susu yang terbaik juga harus tidak menimbulkan gangguan lainnya seperti batuk, sesak, gangguan kulit dan sebagainya. Penerimaan terhadap susu pada setiap anak sangat berbeda. Anak tertentu bisa menerima susu A, tetapi anak lainnya bila minum susu A terjadi diare atau muntah.
Susu yang paling enak dan disukai bukan merupakan pertimbangan utama pemilihan susu. Meskipun susu tersebut disukai anak, tetapi bila menimbulkan banyak gangguan fungsi dan sistem tubuh maka akan menimbulkan banyak masalah kesehatan bagi anak. Tetapi sebaliknya bila gangguan saluran cerna anak baik dan tidak terganggu maka nafsu makan atau minum susu pada anak tidak akan terganggu.
Harga susu yang mahal dan merek yang terkenal juga bukan merupakan jaminan bahwa susu tersebut yang terbaik. Keterkenalan merek susu formula tertentu di suatu negara atau daerah sebenarnya lebih karena pertimbangan keberhasilan strategi pemasaran dan penyediaan barang. Hal ini dapat dillihat bahwa susu dengan penjualan tertinggi di negara satu dengan negara lainnya di dunia sangat berbeda dan bervariasi.
Penambahan AA, DHA, Spingomielin pada susu formula sebenarnya tidak merupakan pertimbangan utama pemilihan susu yang terbaik. Penambahan zat yang diharap berpengaruh terhadap kecerdasan anak memang masih sangat kontroversial. Banyak penelitian masih bertolak belakang untuk menyikapi pendapat tersebut. Beberapa penelitian menunjukkan pemberian AA dan DHD pada penderita prematur tampak lebih bermanfaat. Sedangkan pemberian pada bayi cukup bulan (bukan prematur) tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna mempengaruhi kecerdasan. Sehingga ESPGAN, British Nutrition Foundation, dan WHO/FAO hanya merekomendasikan pemberian AA dan DHA hanya pada bayi prematur saja.
Penjualan susu formula adalah merupakan bisnis perdagangan yang sangat besar dan sangat menggiurkan. Setiap hari kita disuguhi promosi susu formula yang demikian gencar. Semua produsen susu berlomba-loba mengangkat isu kecerdasan dengan mengandalkan AA, DHA, Spingomielin dan sebagainya. Karena sangat gencarnya promosi “susu kecerdasan” ini, banyak orangtua menolak bila susu anaknya tidak mengandung AA dan DHA. Fenomena ini merubah perilaku produsen untuk selalu menambah zat kecerdasan pada semua produk susu dan makanan anak. Sehingga akhirnya penambahan kandungan AA dan DHA kesannya hanya untuk kepentingan bisnis belaka.
Penambahan prebiotik atau sinbiotik untuk memperbaiki saluran cerna bukanlah yang utama. Selama bahan dasar susu formula tersebut bisa diterima saluran cerna, maka penambahan kandungan tersebut tidak terlalu bermanfaat. Sebaliknya meskipun terdapat zat tersebut, tetapi bila beberapa kandungan dalam susu sapi tidak bisa diterima saluran cerna juga tidak akan memperbaiki keadaan. Bila terdapat masalah gangguan saluran cerna berkepanjangan yang penting adalah mencari jenis susu atau makanan lainnya yang dapat mengganggu saluran cerna tersebut.

MENGAPA SUSU FORMULA TIDAK COCOK
Pengaruh ketidakcocokan terhadap susu formula bisa disebabkan karena reaksi simpang makanan bisa karena reaksi alergi atau reaksi nonalergi. Alergi susu sapi adalah suatu kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan sIstem tubuh yang ditimbulkan oleh alergi terhadap susu sapi. Reaksi hipersensitif terhadap protein susu sapi dengan keterlibatan mekanisme sistem imun. Alergi terhadap susu formula  yang mengandung protein susu sapi merupakan suatu keadaan dimana seseorang memiliki sistem reaksi kekebalan tubuh yang abnormal terhadap protein yang terdapat dalam susu sapi. Sistem kekebalan tubuh bayi akan melawan protein yang terdapat dalam susu sapi sehingga gejala-gejala reaksi alergi pun akan muncul. Reaksi non alergi atau reaksi simpang makanan yang tidak melibatkan mekanisme sistem imun dikenal sebagai intoleransi. Intoleransi ini bisa terjadi ketidakcocokan terhadap laktosa, gluten atau jenis lemak tertentu.
Reaksi simpang makanan tersebut terjadi karena ketidakcocokan beberapa kandungan didalam susu formula. Bisa terjadi karena ketidakcocokan terhadap kandungan protein susu sapi (kasein), laktosa, gluten, zat warna, aroma rasa (vanila, coklat, strawberi, madu dll), komposisi lemak, kandungan DHA, minyak jagung, minyak kelapa sawit dan sebagainya.

GEJALA REAKSI ALERGI SUSU SAPI ATAU REAKSI SIMPANG SUSU FORMULA
Gangguan akibat ketidakcocokan susu formula bisa timbul karena reaksi cepat atau timbulnya gejala kurang dari 8 jam. Pada reaksi lambat atau gejala baru timbul setelah lebih dari 8 jam, atau kadang setelah minum susu 5 atau 7 hari baru timbul keluhan. Tanda dan gejala ketidakcocokan susu formula atau alergi susu hampir sama dengan alergi makanan. Gangguan tersebut dapat mengganggu semua organ tubuh terutama pencernaan, kulit, saluran napas dan organ lainnya.
Manifestasi klinis yang sering diperberat dan dikaitkan karena reaksi alergi atau reaksi simpang susu formula
  • Saluran cerna : Pada bayi : sering muntah/gumoh, kembung,“cegukan“, sering buang angin, sering “ngeden atau mulet”, sering rewel,gelisah atau kolik terutama malam hari) dan sering minta minum. Sering buang air besar (> 3 kali perhari), tidak BAB tiap hari. Kotoran berbau tajam, warna hijau atau berak darah. Lidah/mulut sering timbul putih, Karena sering ngeden beresiko terjadi Hernia Umbilikalis (pusar), Scrotalis dan inguinalis. Pada anak lebih besar : mulut berbau, sulit buang air besar, BAB tidak tiap hari, kotoran bulat-bulat seperti kotoran kambing, berbau tajam, warna hijau tua atau hitam, nyeri perut.
  • Kulit sensitif, sering timbul bintik atau bisul kemerahan terutama di pipi, telinga dan daerah yang tertutup popok. Kerak di daerah rambut.Timbul bekas hitam seperti tergigit nyamuk. Kotoran telinga berlebihan. Kulit Kepala Berkerak. Pembesaran kelenjar di belakang kepala atau leher. Sering berkeringat (berlebihan), kepala, telapak tangan atau telapak kaki sering teraba sumer/hangat.
  • Saluran napas : Pada bayi : Napas grok-grok, kadang disertai batuk ringan, terutama malam dan pagi hari. Sering bersin, pilek, kotoran hidung banyak, Bila tidur kepala sering miring ke salah satu sisi karena hidung buntu sebelah. Minum ASI sering tersedak atau minum dominan hanya satu sisi bagian payudara. Mata sering berair atau sering timbul kotoran mata (belekan) salah satu sisi/kedua sisi. Pada anak besar : sering batuk, batuk lama (>2 minggu), pilek, (terutama malam dan pagi hari siang hari hilang) sinusitis, bersin, sesak, astma dan suara serak.
Reaksi simpang makanan seperti ketidakcocokan susu formula terutama mengganggu sistem saluran cerna. Gangguan saluran cerna tersebut kadang mengakibatkan gangguan permeabilitas pada saluran cerna atau leaky gut. Banyak penelitian terakhir mengungkapkan bahwa gangguan saluran cerna kronis dengan berbagai mekanisme imunopatofisiologis dan imunopatobiologis ternyata dapat mengakibatkan gangguan neurofungsional otak. Gangguan fungsi otak tersebut mempengaruhi gangguan perilaku seperti gangguan konsentrasi, gangguan emosi, gangguan tidur, keterlambatan bicara, gangguan konsentrasi hingga memperberat gejala ADHD dan Autis.
Gangguan perilaku dan motorik (gangguan neuroanatomis dan neurofisiologis) yang sering diperberat dan dikaitkan karena reaksi alergi atau reaksi simpang susu formula
  • Gangguan neuroanatomis : mudah kaget bila ada suara yang mengganggu. Gerakan tangan, kaki dan bibir sering gemetar, sakit kepala, migrain
  • Gerakan motorik berlebihan atau hiperkinetik : usia < 6 bulan: mata/kepala bayi sering melihat ke atas. Tangan dan kaki bergerak berlebihan, usia > 6 bulan bila digendong sering minta turun atau sering bergerak sehingga mudah jatuh dari tempat tidur. Sering menggerakkan kepala ke belakang-membentur benturkan kepala. Sering bergulung-gulung di kasur, menjatuhkan badan di kasur ("smackdown"}, sering memanjat. Perilaku "tomboy" pada anak perempuan
  • Gangguan tidur (biasanya malam hari) gelisah/bolak-balik ujung ke ujung, bila tidur posisi “nungging”, berbicara, tertawa, berteriak dalam tidur, sulit tidur. Pada anak lebih besar, malam sering terbangun/duduk,mimpi buruk, “beradu gigi”
  • Agresif dan emosi meningkat : sering memukul kepala sendiri,orang atau benda di sekitarnya. Sering menggigit, menjilat, mencubit, menjambak (spt “gemes”). Mudah marah, keras kepala sering berteriak.
  • Gangguan konsentrasi dan gangguan belajar : Cepat bosan terhadap sesuatu aktifitas (kecuali menonton televisi, baca komik atau main game), tidak bisa belajar lama, terburu-buru, tidak mau antri, tidak teliti, sering kehilangan barang atau sering lupa, nilai pelajaran naik turun drastis. Nilai pelajaran tertentu baik, tapi pelajaran lain buruk. Sulit menyelesaikan pelajaran sekolah dengan baik.Sering mengobrol dan mengganggu teman saat pelajaran, biasanya tampak cerdas dan pintar.
  • Gangguan koordinasi dan keseimbangan motorik kasar : Bolak-balik, duduk, merangkak terlambat atau tidak sesuai usia. Berjalan sering terjatuh dan terburu-buru, sering menabrak, jalan jinjit, duduk leter W/kaki ke belakang. Gangguan mengunyah atau menelan, tidak mau makan berserat seperti sayur atau daging atau terlambat kemampuan makan nasi tim (normal usia 9 bulan) atau nasi (normal usia 1 tahun)
  • Keterlambatan bicara: Perbendaharaan kata kurang dari 5 kata pada umur 15 bulan, kemampuan bicara atau ngoceh-ngoceh hilang dari yang sebelumnya bisa. Bila tidak ada gangguan kontak mata, gangguan pendengaran, dan gangguan intelektual biasanya usia lebih 2 tahun membaik.
  • Memperberat gejala dan perilaku ADHD (hiperaktif) dan AUTIS (hiperaktif, keterlambatan bicara, gangguan sosialisasi. Susu formula bukan penyebab autism atau ADHD tetapi hanya memperberat
BERBAGAI JENIS SUSU FORMULA
Susu sebagai minuman utama pada bayi terdiri dari ASI, PASI atau susu formula (comercial formula) dan Non Formula. ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna, kandungan gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pada anak. ASI juga mengandung zat untuk perkembangan kecerdasan, zat kekebalan (mencegah dari berbagai penyakit) dan dapat menjalin hubungan cinta kasih antara bayi dengan ibu. Manfaat bagi ibu dapat mengurangi perdarahan setelah melahirkan, mempercepat pemulihan kesehatan ibu, menunda kehamilan, mengurangi risiko terkena kanker payudara, dan merupakan kebahagiaan tersendiri bagi ibu.
PASI (Pengganti Air Susu Ibu) adalah merupakan alternatif terakhir bila memang ASI tidak keluar, kurang atau mungkin karena sebab lainnya. PASI adalah makanan bayi yang secara tunggal dapat memenuhi kebutuhan gizi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi sampai berumur enam bulan. PASI dapat dikelompokkan menjadi susu formula awal (starting formula), susu lanjutan (Followup Formula) dan susu formula khusus (specific formula). Starting Formula biasanya diberikan sejak lahir sebelum usia 6 bulan dan Followup Formula diberikan di atas usia 6 bulan.
Spesific formula merupakan formula khusus yang diberikan pada bayi yang mengalami gangguan malabsorbsi, alergi, intoleransi ataupun penyakit metabolik. Susu formula khusus ini sangat banyak dan bervariasi yang berisi formula tertentu bagi keadaan yang tertentu pula. Di antaranya adalah susu hidrolisa protein ektensif seperti Pepti junior, pregestimil. Golongan susu ini termasuk yang paling aman karena komposisinya tanpa laktosa, mengandung banyak lemak MCT (monochain trigliserida) dan protein susu yang lebih mudah dicerna. Susu formula khusus ini digunakan untuk penderita alergi susu sapi, alergi susu kedelai, malabsorspsi dan sebaginya.
Susu formula khusus lainnya adalah susu hidrolisat protein parsial, seperti NAN HA atau Enfa HA. Golongan susu ini biasanya digunakan untuk bayi yang beresiko alergi atau untuk mencegah gejala alergi agar tidak semakin memberat di kemudian hari. Untuk pencegahan alergi biasanya hanya digunakan sejak lahir hingga usia 6 bulan. Sebenarnya susu ini bukan digunakan untuk penderita alergi susu sapi. Tetapi dalam keadaan gejala alergi yang ringan tampaknya penggunaan susu ini sangat bermanfaat.
Susu formula khusus kedelai atau susu formula soya adalah susu formula khusus yang mengandung bahan dasar kedelai sebagai pengganti susu sapi. Susu formula soya yang saat ini beredar di Indonesia adalah isomil, nutrisoya, prosobee dan sebagainya. Susu formula khusus lainnya adalah susu bebas atau rendah laktosa. Susu formula khusus ini digunakan untuk penderita intoleransi laktosa, misalnya Bebelac FL, Similac LF dan sebagainya,
Non formula, merupakan susu yang sebenarnya tidak memenuhi syarat sebagai PASI. Contoh susu non formula adalah susu sapi segar, susu skim atau susu kental manis. Susu ini komposisinya tidak sesuai dengan komposisi yang direkomendasikan oleh FDA atau komposisinya tidak sesuai dengan kebutuhan bayi. Susu formula sangat berbeda dengan susu sapi murni, meski bahan baku susu formula dari susu sapi. Dalam susu formula, ada tambahan nutrisi yang sudah terukur dan disesuaikan dengan gizi yang dibutuhkan bayi. Karena itu, pemberian susu formula kepada bayi harus sesuai dengan kebutuhan bayi dan kandungan yang telah dianjurkan.

STRATEGI PEMILIHAN SUSU FORMULA
Bagaimana strategi atau langkah yang tepat dalam melakukan pemilihan susu formula yang terbaik bagi anak. Langkah awal yang harus dilakukan adalah menentukan apakah anak mempunyai resiko alergi atau intoleransi susu sapi. Resiko ini terjadi bila ada salah satu atau kedua orangtua pernah mengalami alergi, asma atau ketidak cocokan terhadap susu sapi. Langkah ke dua, harus cermat dalam mengamati kondisi dan gangguan yang terjadi pada anak sejak lahir. Gejala yang harus diamati adalah gejala gangguan saluran cerna, gangguan perilaku dan gangguan organ tubuh lainnya sejak bayi lahir
Bila terdapat resiko alergi dan gejala lain seperti di atas, harus lebih cermat dalam melakukan pemilihan susu. Kalau perlu lakukan konsultasi lebih jauh kepada dokter spesialis alergi anak, gastroenterologi anak atau metabolik dan endokrinologi anak cermati gangguan organ tubuh yang terjadi terus menerus dan terjadi jangka panjang seperti sering batuk, sesak, diare (buang air besar > 2 kali perhari), sulit buang air besar. Bila terjadi sebaiknya harus lebih dicermati apakah gangguan ini berkaitan karena ketidakcocokan susu formula.
Sering terjadi overdiagnosis dalam menentukan anak menderita alergi susu sapi. Sebaiknya jangan terlalu cepat memvonis alergi susu sapi pada bayi. Reaksi alergi yang timbul bukan saja terjadi karena susu formula. Dalam pemberian ASI, diet yang dikonsumsi ibu juga dapat mengakibatkan gangguan alergi. Dalam keadaan bayi mengalami infeksi batuk, panas dan pilek sering mengalami gangguan seperti reaksi alergi khususnya pada kulit, saluran cerna dan hipersekresi bronkus (lendir yang berlebihan). Hal lain sering terjadi anak divonis alergi susu sapi padahal sebelumnya penggunaan susu sapi tidak menimbulkan masalah kesehatan. Alergi susu sapi biasanya semakin pertambahan usia akan semakin membaik, bukan sebaliknya. Alergi susu sapi biasanya terjadi sejak lahir. Bila gejala alergi baru timbul di atas usia 6 bulan, penyebabnya sangat mungkin bukan susu sapi. Kita harus mencermati alergi terhadap makanan lainnya yang biasanya mulai dikenalkan pada usia tersebut. Penderita alergi makanan, selain alergi terhadap susu sapi juga mengalami alergi terhadap makanan tertentu.
Bila mencurigai ketidakcocokan susu formula, jangan terlalu cepat memvonis susu sapi adalah penyebabnya. Ketidakcocokan susu formula belum tentu hanya karena kandungan susu sapinya. Gangguan bisa timbul karena kandungan yang terdapat dalam susu formula seperti gluten, zat warna, aroma rasa (vanila, coklat, strawberi, madu dll), komposisi lemak, kandungan DHA, minyak jagung, minyak kelapa sawit dan sebagainya. Proses pengolahan bahan dasar susu sapi ternyata juga bisa berpengaruh. Beberapa cara proses pengolahan susu sapi tertentu dapat menghilangkan protein tertentu yang dapat menyebabkan gangguan alergi. Perbedaan ini dapat diamati dengan perbedaan bau susu formula tersebut. Susu sapi formula satu dengan yang lainnya kadang bau ketajaman susu sapinya berbeda.
Penggantian ketidakcocokan susu formula tidak harus selalu dengan susu soya atau susu hipoalergenik. Jadi, bila mencurigai ketidakcocokan susu jangan terlalu cepat mengganti dengan susu soya atau susu hipoalergi lainnya. Bila gangguannya ringan dengan penggantian susu sapi formula yang sejenis gangguan tersebut dapat berkurang. Misalnya, penggantian susu yang tidak mengandung DHA gangguan kulit bisa menghilang. Buang air besar yang sulit dengan pengantian susu sapi tertentu yang tidak mengandung kelapa sawit gangguannya membaik. Demikian pula gangguan penderita yang sering batuk, dengan mengganti susu sapi formula tertentu dapat mengurangi gangguan itu.
Selain ketidakcocokan susu, pertimbangan berikutnya dalam pemilihan susu adalah masalah harga. Sesuaikan pemilihan jenis susu dengan kondisi ekonomi keluarga. Harga susu tidak secara langsung berkaitan dengan kualitas kandungan gizinya. Meskipun susu tersebut murah belum tentu kalori, vitamin dan mineralnya kurang baik. Selama jumlah, jenisnya sesuai untuk usia anak dan tidak ada gangguan maka itu adalah susu yang terbaik untuk tumbuh kembang anak tersebut.
Secara umum semua susu formula yang beredar di Indonesia dan di dunia kandungan gizinya sama. Karena harus mengikuti standard RDA (Recomendation Dietery Allowence) dalam jumlah kalori, vitamin dan mineral harus sesuai dengan kebutuhan bayi dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal. Dengan kata lain penggunaan apapun merek susu sapi formula yang sesuai kondisi dan usia anak selama tidak menimbulkan gangguan fungsi tubuh adalah susu yang terbaik untuk anak tersebut.
Perbedaan harga tersebut mungkin dipengaruhi oleh penambahan kandungan AA, DHA dan sebagainya di dalam susu formula. Pertimbangan lainnya yang penting adalah mudah didapat, baik dalam hal tempat pembelian dan penyediaan produk. Berganti-ganti jenis susu untuk seorang anak tidak harus dikhawatirkan selama tidak ada gangguan penerimaan susu tersebut. Bila tidak terdapat resiko dan gejala alergi langkah berikutnya coba susu formula yang sesuai usia anak apapun merek dan jenisnya. Amati tanda dan gejala yang ditimbulkan, bila tidak ada keluhan teruskan pemberian susu tersebut dengan jumlah sesuai yang dibutuhkan anak..

Susu Formula Terbaik
Pertimbangan utama dalam pemilihan susu yang terbaik bagi anak adalah susu yang sesuai dengan kondisi anak dan tidak mengakibatkan reaksi yang mengganggu fungsi organ tubuhnya.
Pertimbangan lain adalah masalah harga harus disesuaikan dengan ekonomi keluarga serta kesediaan yang mudah dicari dan distribusi yang berkelanjutan di pasaran. Kandungan zat tambahan (AA, DHA, sinbiotik dll), harga mahal, disukai bayi dan merek terkenal bukanlah pertimbangan pemilihan susu yang terbaik bagi anak.
Secara umum semua susu formula yang beredar secara resmi di suatu negara kandungan gizinya sama. Karena mengikuti standard RDA (Recomendation Dietery Allowence) dalam jumlah kalori, vitamin dan mineral harus sesuai dengan kebutuhan bayi dalam mencapai tumbuh kembang yang optimal. Penggunaan apapun merek susu sapi formula yang sesuai kondisi dan usia anak selama tidak menimbulkan gangguan fungsi tubuh adalah susu yang terbaik untuk anak tersebut.

Apa Itu Susu Formula



Apa itu susu Formula Bayi?Susu formula bayi adalah cairan atau bubuk dengan formula tertentu yang diberikan pada bayi dan anak-anak. Mereka berfungsi sebagai pengganti ASI. Susu formula memiliki peranan yang penting dalam makanan bayi karena seringkali bertindak sebagai satu-satunya sumber gizi bagi bayi. Karenanya, komposisi susu formula yang diperdagangkan dikontrol dengan hati-hati dan FDA (Food and Drugs Association/Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika) mensaratkan produk ini harus memenuhi standard ketat tertentu.

Bagaimana FDA mengatur Susu Formula?
Kualitas keamanan dan gizi dari susu formula dipastikan dengan mensaratkan para produsen mengikuti prosedur tertentu dalam memproduksinya. Bahkan, ada hukum – yang dikenal sebagai Ketentuan Susu Formula bagi Bayi – yang memberikan FDA kekuasaan untuk menciptakan dan menerapkan standard pembuatan susu formula bayi. Para produsen harus menganalisa setiap periode produksi untuk memastikan tingkatan gizi dan memastikan keamanannya. Kemudian mereka diharuskan untuk mengambil contoh, memastikan bahwa produk tersebut akan tetap baik sekalipun disimpan di rak-rak toko. Susu formula bayi juga diharuskan memiliki kode-kode kemasan untuk meng-identifikasi periode produksi dan para produsen harus menyimpan detail setiap produksi beserta analisanya.

Apakah FDA memiliki spesifikasi gizi tertentu bagi susu formula bayi?
Dalam daftar peraturan FDA ada nilai minimum dari kandungan 29 gizi dan nilai maksimum dari 9 gizi tersebut. Semua susu formula yang dipasarkan di Amerika Serikat harus memenuhi persyaratan gizi tersebut. Dengan semakin banyaknya informasi yang tersedia tentang kebutuhan gizi pada bayi, spesifikasi gizi FDA untuk susu formula mungkin saja dirubah sesuai perkembangan informasi tersebut.

Apakah sebuah susu formula harus disetujui FDA sebelum dilempar ke pasar?
Secara hukum, hal tersebut tidak dibutuhkan, namun FDA meminta para perusahaan untuk menyampaikan informasi-informasi tertentu sebelum mereka melempar produk baru susu bayi ke pasar. Para produsen diharuskan memastikan bahwa mereka telah mengikuti standard pembuatan yang baik dan prosedur pengawasan kualitas serta bahwa susu tersebut akan mendukung perkembangan bayi. Jika hal tersebut tidak dilakukan, FDA akan menolak niat produsen memasarkan susu tersebut, namun, produsen dapat saja memasarkan produk baru tersebut sekalipun tidak disetujui FDA.

Bagaimana orang tua memilih susu formula untuk bayi mereka?
Banyak pilihan dengan berbagai jenis susu formula tersedia di pasaran. Orang tua sebaiknya bertanya kepada dokter anak mereka jika mereka ragu memilih susu formula bagi bayi mereka.

Apakah bayi yang diberi susu formula membutuhkan tambahan vitamin dan mineral?
Bayi yang diberi susu formula tidak membutuhkan gizi tambahan kecuali jika susu yang diberikan adalah susu rendah zat besi. Jika bayi diberi susu yang rendah nilai zat besi nya, petugas kesehatan mungkin akan menyarankan untuk memberikan sumber zat besi tambahan, biasanya setelah bayi berusia 4 bulan keatas.

Spesifikasi gizi susu formula dari FDA dibuat khusus untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Sebagai tambahan, para produsen meng-klaim bahwa nilai gizi yang mereka cantumkan pada label pada umumnya memiliki tingkatan yang lebih tinggi daripada syarat minimum FDA dan mereka juga menambahkan vitamin-vitamin lain dalam tingkatan tertentu sehingga sesuai dengan label sepanjang belum melewati masa kadaluarsa.

Apakah susu formula bayi dengan “merek rumahan” atau generic vitaminnya berbeda dibanding susu dari merek-merek terkenal?
Semua susu formula bayi yang dipasarkan di Amerika Serikat harus memenuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh FDA. Para produsen susu formula bayi harus memiliki formula-formulanya sendiri, namun produk tersebut harus mengandung setidaknya tingkatan minimal untuk segala vitamin yang tercantum dalam peraturan FDA, tanpa melewati batas maksimum, apabila batas maksimum memang ditetapkan.

Beberapa pernyataan dalam label kandungan produk adalah termasuk bahan sebagai tambahan vitamin dan bahan yang sudah kita kenal misalnya susu. Mengapa perlu tambahan bahan tersebut?
Susu formula cair yang terkonsentrasi dan siap minum seringkali mengandung bahan tambahan seperti lecithin, carrageenan, dan mono – serta diglyecerides agar komposisi susu tersebut tidak terpisah selama masa simpannya.

Apa arti tanggal “kadaluarsa” pada label produk susu formula?
Tanggal “kadaluarsa” yang tercantum pada produk, adalah tanggal yang dipilih oleh produsen berdasarkan tes dan informasi-informasi lainnya, untuk menginformasikan para distributor dan konsumen tentang kualitas produk tersebut. Sampai tanggal tersebut, susu formula bayi tersebut akan mengandung gizi tepat seperti yang tertulis pada label dengan kualitas yang baik. Tanggal “kadaluarsa” disyaratkan oleh peraturan FDA pada setiap kemasan susu formula.

Apa yang dimaksud dengan susu formula palsu/tiruan? Bagaimana saya membedakannya dengan yang asli ?
Susu formula tiruan/palsu adalah susu formula yang telah diambil dari jalur distribusi normal dan kemudian diganti labelnya. Produk tersebut kemudian mungkin akan diberi label baru untuk memberikan informasi kualitas atau identitas yang salah. Misalnya, jika sebuah susu formula sudah kadaluarsa, label palsu mungkin mencantumkan tanggal “kadaluarsa” palsu untuk menutupi kenyataan bahwa produk sudah tidak lagi mengandung nilai gizi yang tertera di label dan sehingga sudah tidak sepatutnya dikonsumsi. Contoh kedua, susu formula mungkin di beri label baru untuk menyamarkan kandungan produk. Bayi yang alergi terhadap bahan tertentu dan diberi produk palsu tersebut mungkin akan mengalami masalah kesehatan yang sangat serius.

Untuk melindungi bayi, orangtua atau pengasuh harus selalu awas dengan prubahan pada warna susu, bau atau rasa. Orangtua harus memastikan bahwa nomor Lot dan tanggal ”kadaluarsa” di kemasan dan kardus sama (jika membeli dalam jumlah kardusan), periksa kerusakan kemasan, dan hubungi nomor bebas pulsa produsen jika anda curiga atau punya pertanyaan.

Saya melihat air minum kemasan botol yang diberi tanda untuk digunakan sebagai pencampur susu formula. Apa maksudnya?
Para produsen susu formula mencantumkan cara mencampur produk mereka dengan air dan biasanya tidak secara spesifik menjelaskan sumber air yang patut digunakan, namun hanya menyarankan untuk menggunakan air yang aman diminum. Sebenarnya, cukup aman menggunakan air minum dari ledeng yang dididihkan selama satu menit atau seperti petunjuk pada label produk. Beberapa produsen air kemasan ingin membuat air minum kemasan yang khusus untuk para bayi dan dapat digunakan untuk mencampur susu formula. JIka produsen sudah melabel bahwa produknya ditujukan untuk bayi, air tersebut harus memiliki kualitas yang sama dengan standard air ledeng yang ditetapkan Agen Perlindungan Lingkungan. Label ini juga harus menunjukkan bahwa air kemasan ini tidak steril. Sebagaimana air ledeng, konsumen disarankan untuk mendidihkan airnya selama satu menit sebelum mencampurnya dengan susu formula. Air yang sudah disterilisasi oleh produsen dan ditujukan untuk konsumsi bayi harus memenuhi standarisasi ketat FDA.

Apakah ada resep susu formula rumahan yang telah disetujui?
FDA mengatur susu formula yang tersedia di pasaran, yang dipasarkan dalam bentuk cair dan bubuk, namun tidak mengatur resep pembuatan susu formula rumahan. Pembuatan susu formula di rumah harus dilakukan dengan amat hati-hati, dan keamanan harus menjadi hal yang utama. Masalah-masalah yang mungkin timbul akibat pemilihan dan kombinasi yang salah dari bahan-bahan pembuat susu formula dapat sangat serius dan bervariasi dari ketidak seimbangan gizi yang akut hingga produk yang membahayakan bayi. Karena masalah serius yang mungkin terjadi inilah, FDA tidak merekomendasikan konsumen untuk membuat susu formula sendiri.

Bagaimana menyiapkan susu formula?
Susu formula tersedia dalam berbagai bentuk, termasuk yang siap minum, dalam kemasan kaleng 32oz dan tidak membutuhkan persiapan apapun. Begitu dibuka, susu ini harus dimasukkan kedalam kulkas dan digunakan dalam waktu 48 jam. Produk ini biasanya berharga paling mahal.
Susu formula juga bisa dikonsentrasikan dalam kaleng 13oz, dan perlu dicairkan dengan air dengan perbandingan 1:1 (satu bagian air untuk satu bagian susu konsentrat). Bubuk formula disiapkan dengan mencampur satu sendok susu dengan dua bagian air. Susu bubuk berharga ekonomis. Saat membandingkan harga susu formula, periksa berapa banyak susu yang dihasilkan dari satu kaleng, karena seringkali kaleng yang besarnya sama tidak menghasilkan jumlah susu yang sama.

Jika anda tinggal di kota dengan air yang disanitasi dan anda menyiapkan botol satu demi satu, maka merebus air atau mensterilisasi botol dan dot tidaklah perlu. Anda dapat menggunakan air dari kran dan botol dapat dicuci hanya dengan air sabun hangat atau dalam mesin cuci piring. Jika anda tidak yakin air anda aman, atau jika anda menggunakan air tanah, maka sebaiknya anda mendidihkan air lima menit sebelum menyiapkan susu formula.

Mendidihkan air ketika mempersiapkan susu formula direkomendasikan secara umum walaupun dulunya dianggap berlebihan. Pada tahun 1993, sebuah wabah cyclosporiasis yang berasal dari air yang terkontaminasi di Milwaukee membuat para petugas untuk kembali menyarankan air mendidih untuk membuat susu bayi. Namun Perkumpulan Dokter Anak Amerika (AAP) memang menyarankan air yang akan digunakan untuk membuat susu bayi harus dididihkan. Jika anda tidak ingin mendidihkan airnya terlebih dahulu, anda dapat menggunakan ‘air kemasan steril’. Air kemasan tanpa tanda sudah disterilkan, sebaiknya juga dididihkan.

Anda harus membuang sisa susu formula yang tidak habis di botol.
Bayi anda mungkin mau minum susu yang dicampur dengan air dingin, atau dia malah ingin susu yang hangat. Anda dapat menghangatkan susu dengan menempatkan botol pada air panas yang mengalir, menggunakan penghangat botol atau dengan kompor. Jangan panaskan susu formula dengan microwave, karena dapat menghasilkan kantung-kantung panas dalam botol yang dapat membakar bayi anda. Dan selalu tes suhu susu formula sebelum memberikannya ke bayi anda.

Jika anda menggunakan susu siap minum atau menggunakan susu konsentrat atau bubuk dengan air kemasan atau yang sudah di filter, maka anda mungkin harus menambahkan supplemen fluoride saat usianya bertambah. Tanyakan pada dokter anda.

Disadur dari http://www.sehatgroup.web.id/